Rabu, 16 Januari 2013

Radikalisme dan Terorisme Bukan Desas-Desus Belaka


Dalam tulisan yang dimuat di Suara-Islam.com ada yang berpendapat bahwa radikalisme dan terorisme adalah desas-desus belaka. Artinya pada dasarnya kedua konsep itu hanyalah isu belaka dan tidak dapat ditemui di dunia nyata. Bagi orang-orang seperti ini radikalisme dan terorisme hanyalah konspirasi untuk menyudutkan Islam. Pandangan semacan ini tentu sangat reduktif, non-logis dan ahistoris.

Sejatinya radikalisme dan terorisme bukanlah fenomena yang menjangkiti umat Islam semata. Itu ada di semua agama. Menurut Khofifah Indar Parawansa, radikalisme dan terorisme tidak didominasi satu agama saja. Setiap pengikut agama apapun pasti ada yang tertarik dan terpikat menjadi bagian kelompok garis keras.

Mengatakan bahwa radikalisme dan terorisme adalah gosip belaka juga merupakan pendapat yang ahistoris. Sejarah mencatat berbagai peristiwa radikalisme dan terorisme yang dimotivasi doktrin-doktrin agama. Bahkan dalam sejarah Islam sendiri muncul golongan Khawarij yang terkenal dengan pandangan-pandangan yang radikal karena identik dengan kekerasan.

Radikalisme dan terorisme jelas-jelas merupakan fakta. Jika belakangan kedua konsep ini dikaitkan dengan Islam bukan berarti bahwa ada sebuah upaya meminggirkan umat Islam, terlebih seperti yang dituduhkan dalam tulisan yang di muat Suara-Islam.com sebagai upaya mengeliminasi Islam sebagaimana mengeliminasi PKI.

Sebagai muslim, seharusnya radikalisme dan terorisme bisa menjadi pemantik untuk merefleksikan keberislaman kita semua. Bukan dijadikan sarana provokasi bahwa Islam sedang diserang. Munculnya corak keberislaman radikal dan teroris adalah tantangan bagi umat Islam untuk mempertanyakan kembali jati diri kemusliman kita masing-masing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar