Rabu, 23 Januari 2013

Kelompok Muslim Radikal di Indonesia Mirip Khawarij


Radikalisme agama masih menjadi tren beragama masyarakat Indonesia. Akhir tahun lalu misalnya, The Wahid Institute melaporkan kondisi kebebasan beragama dan toleransi 2012 yang masih memprihatinkan. Berbagai praktek diskriminasi, kekerasan dan pengrusakan yang didalangi kelompok agama tertentu masih mudah ditemukan di mana-mana.

Namun sejatinya fenomena radikalisme agama bukanlah hal baru. Menurut A’lai Najib, Dosen UIN Syarif Hidayatullah dalam sejarah kalam atau munculnya aliran/sekte-sekte dalam Islam benih-benih radikalisme Islam mulai tampak.

“Bagi saya radikalisme Islam benihnya sudah lama ada. Kalau melihat sejarah kalam misalnya, munculnya aliran/sekte-sekte dalam Islam. Siapapun yang belajar Islam pasti akan mengetehui ada Khawarij, Mu’tazilah, Jabariyyah, Qodariyyah dsb. Biasanya sejarah mencatat sejak peristiwa tahkim. Perang antara Ali dan Muawiyyah” ungkap A’lai Najib.

Khawarij kerap disebut-sebut sekte Islam yang begitu menyengat aroma radikalismenya. Pengkafiran terhadap sesama muslim dan bahkan penghalalal darah muslim di luar golongannya adalah hal lumrah bagi sekte yang merasa kecewa dengan arbitrase.

terangan men-declare, saya ini Khawarij, Mu’tazilah misalnya. kalau Ahlu Sunnah memang di sini tempatnya.

Dosen UIN Syarif Hidayatullah ini menambahkan meskipun di Indonesia kelompok muslim radikal tidak terang-terangan men-declare sebagai Khawarij, sikap dan aksinya sangat Khawarij. Misalnya bagaimana orang menyatakan di luar dirinya adalah salah, sesat dan bahkan sampai yang sangat ekstrim, halal darahnya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar