Kamis, 26 Juli 2012

Menelusuri Fundamentalisme Dan Gerakan Radikal Islam Di Indonesia


Beberapa aksi kekerasan dan teror yang banyak terjadi di Indonesia belakangan ini mau tak mau mengaitkan posisi umat Islam sebagai penduduk mayoritas di negeri ini dengan gerakan fundamentalisme dan radikalisme yang mengarah pada aksi teror. Kasus-kasus seperti konflik agama, tertangkapnya beberapa pelaku pemboman di beberapa tempat, penyerbuan dan pengrusakan yang dilakukan beberapa kelompok Islam garis keras, hingga ditengarai ditemukannya jaringan Jamaah Islamiyah yang memiliki peran penting bagi aksi-aksi terorisme di Indonesia menjadikan kajian terhadap fundamentalisme dan gerakan radikal Islam di Indonesia
penting untuk dilihat lebih jauh.

Terdapat sejumlah faktor baik internal maupun eksternal yang dapat menyebabkan munculnya aksi-aksi terorisme yang berawal dari fundamentalisme dan radikalisme
agama. Meski bila dilihat dari sejarahnya, istilah fundamentalisme itu sendiri sesungguhnya pertama kali dialamatkan pada gerakan yang terjadi pada penganut Kristen Protestan di Amerika pada awal abad 20-an. Meski begitu, dapat ditarik benang merah ide dasar yang terkandung dalam istilah fundamentalisme.

FAKTOR PENDUKUNG TERBENTUKNYA RADIKALISME DAN TERORISME DI INDONESIA


Penulisan karya ilmiah ini dilatar belakangi oleh maraknya aksi-aksi terror yang terjadi di beberapa tempat yang di lakukan oleh sekelompok orang di negara  Indonesia baik itu menggunakan bom (sebagaimana yang dilakukan oleh Dr. Azhari, Nordin M. Top, Iman Samudra dan lain-lain)  maupun senapan akhir-akhir ini (sebagaimana yang dilakukan oleh Abdullah Sonata beserta teman-temannya). Yang mana hal ini, sangat membuat resah rakyat dan pemerintah Indonesia. Dan masih terdapatnya kesalahpahaman makna dari jihad itu sendiri. Sehingga dari sana muncullah bentuk-bentuk radikalisme dan terorisme yang seharusnya tidak perlu terjadi.

Karya ilmiah ini menggunakan teori-teori dari beberapa literatur, dan berdasarkan penelitian penulis sendiri. Melalui informasi-informasi yang di dapat dari berbagai stasiun televisi. Dari teori-teori tersebut ada yang diambil dari buku maupun internet.

Penulis mengambil kesimpulan bahwa, factor yang paling utama yang sangat mendukung terbentuknya radikalisme dan terorisme di Indonesia adalah adanya semgat jihad yang terlalu berlebihan dan terdapat kesalah pahaman dari arti jihad itu sendiri. Dan tidak tepatnya pelaksanaan jihad serta tingginya rasa fanatisme terhadap suatu paham di Indonesia mengakibatkan timbulnya berbagai bentuk radikalisme dan teerorisme di Indonesia. Dan dari pemerintah itu sendiri, tidak tegaknya hukum di Indonesia membuka  peluang yang sangat besar sekali munculnya radikalisme dan terorisme di Indonesia. Di dalam undang-undang, perzinahan dilarang, namun tempat-tempat perzinahan itu sendiri masih banyak bercokol di atas tanah air tercinta ini, ini sungguh sangat ironis, minuman keras dilarang, namun di tempat-tempat umum minuman keras masih dapat dijual bebas karena ada yang menganggap minuman itu dapat menjadi obat untuk beberapa penyakit, yang biasanya jenis minuman ini berasal dari luar negeri seperti Eropa.

Perjudian dilarang, namun berbagai bentuk perjudian dari kelas kakap sampai kelas kelas teri masih tampak jelas di permukaan tanah air kita ini.  Timbulnya rasa fanatisme yang berlebihan juga dapat mengakibatkan timbulnya tindakan-tindakan yang bersifat radikal. Yang mana hal ini harus di bendung dari sejak awal. Dari usia anak-anak maupun remaja.
Penulis : TONY HENDRA. SE.I



Rabu, 25 Juli 2012

Gubernur Colorado: 'The Joker' Si Penembak Punya Jiwa Terorris


Gubernur Colorado, John Hickenlooper, menyebut pelaku penembakan dalam pemutaran perdana film Batman, James Eagan Holmes, memiliki jiwa teroris. Hal ini dia simpulkan usai berbincang dengan beberapa orang korban di rumah sakit.

John diketahui menghabiskan harinya untuk membesuk para korban penembakan di rumah sakit setempat. Dia banyak berbincang dengan para korban. Setelah berbincang dengan beberapa korban, dia menyimpulkan Holmes 'The Joker' sebagai seseorang yang suka meneror orang lain.

"Holmes adalah orang yang ingin meneror dan menanamkan rasa takut dalam kehidupan masyarakat, tetapi saya belum bisa menebak motifnya," kata John seperti dilansir dari CNN, Senin (23/7).
"Itu adalah hal yang sangat mengganggu," tambahnya.


Penembakan yang terjadi pada Kamis (19/7) tengah malam waktu AS itu dilakukan pria berusia 24 tahun bernama James Holmes. Dia menyebut dirinya The Joker. Karena aksinya, 12 orang tewas dan 71 luka-luka.

Dari puluhan korban luka, tiga di antaranya adalah WNI yang merupakan satu keluarga. Mereka adalah Anggiat Situmeang, Rita Paulina dan Prodeo et Patria.(dtc/YEZ)

FBI: Penembakan "Batman" Tak Terkait Jaringan Teroris


Washington, Federal Bureau of Investigation (FBI) memastikan pelaku penembakan massal di Aurora, Colorado, AS, Jumat (20/7) dini hari, tak terkait dengan aktivitas jaringan terorisme.

Menurut FBI, pelaku telah diidentifikasi sebagai James Holmes (24), warga lokal setempat. Namun, sampai saat ini belum diketahui motif pelaku melakukan aksi keji yang disebut sebagai salah satu insiden penembakan paling mematikan di AS dalam 20 tahun terakhir tersebut.

James menembak secara membabi buta di dalam bioskop yang penuh sesak penonton di Aurora saat pemutaran perdana film batman terbaru, "The Dark Knight Rises" Jumat dini hari. Ia tiba-tiba berdiri di depan teater kemudian melemparkan kaleng yang mengeluarkan asap sebelum mulai menembak.

Dalam insiden tersebut total 12 orang meninggal dunia dan setidaknya 50 orang luka-luka.

Pelaku telah ditangkap polisi di tempat parkir bioskop tak lama setelah insiden tersebut. Dari tangan pelaku disita sebuah senjata laras panjang jenis AK, sebuah senapan, sebuah pistol, dan di dalam bioskop ditemukan satu senjata api lainnya.

Saat diinterogasi, Holmes juga mengaku menyimpan bahan peladak di apartmennya. Polisi langsung mengevakuasi penghuni apartemen tempat tinggal pelaku dan melakukan penyisiran. 

Dicurigai Latihan Teroris, Tiga Warga Inggris Ditangkap


London, Tiga warga Muslim Inggris termasuk seorang di antaranya yang diketahui mualaf, ditangkap karena melakukan perjalanan dan dituduh berlatih bersama teroris di Pakistan. Ketiganya dianggap berniat untuk melakukan aksi teror.

"Richard Dart, Imran Mahmood dan Jangahir Alom, bepergian ke Pakistan antara tahun 2010 dan 2012. Mereka berniat untuk melakukan aksi teror atau membantu melakukan teror," jelas pernyataan pihak Scotland Yard, seperti dikutip Associated Press, Kamis (19/7).

Scotland Yard menambahkan, ketiganya juga memberikan beberapa orang tertuduh teror lainnya dengan saran dan pengetahuan tentang cara melakukan perjalanan ke Pakistan. Hal tersebut juga termasuk cara mencari tempat pelatihan teror dan panduan untuk menetap sementara  di Pakistan.

Salah seorang yang ditahan yakni Richard Dart diketahui sempat muncul di film dokumenter dari stasiun televisi BBC berjudul, "My Brother the Islamist". Film itu mengetengahkan tentang upaya adik tiri Dart, Robb Leech yang ingin memahami sikap Dart yang meninggalkan keluarganya dan merengkuh Islam.

Dart juga pernah menyiarkan video kritikan di YouTube, dimana dirinya mengkritik keras keluarga Kerajaan Inggris. Dia pun mengecam pernikahan Pangeran William dan Kate Middleton serta kebijakan luar negeri Inggris.

Menjelang pelaksanaan Olimpiade 27 juli mendatang, pihak Kepolisian Inggris terus memperketat pengamanan. Pihak intelijen mengatakan, pihaknya terus berusaha melacak kemungkinan serangan dari pihak ekstrimis yang mengincar pelaksanaan olimpiade.

Tetapi polisi menegaskan penangkapan terhadap ketiga orang ini tidak terkait dengan olimpiade.

Teroris Poso yang Ditangkap Diduga Donatur Aksi Penembakan BCA Palu


Jakarta, Seorang terduga teroris berinisial M yang ditangkap di Poso terkait dengan aksi penembakan di BCA Palu pada 2011 lalu. M diduga merupakan orang yang memberikan bantuan dana atas aksi brutal tersebut. 
"Ini teroris yang sudah lama. Hubungannya sama kasus BCA di Palu dulu. Perannya membantu dan dana aksi itu," kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Anang Iskandar saat dihubungi, Kamis (12/7).


Menurut Anang, dari penangkapan M disita sebuah sepeda motor. Karena saat penangkapan, M sedang mengendarai sepeda motor tersebut."Barang buktinya kan ini pengembangan juga dari yang lama. Kebetulan dia sedang naik motor tadi ya yang diamankan barang bukti sepeda motor," jelasnya.


M ditangkap hari ini sekitar pukul 07.25 Wita oleh Densus 88 di Jalan Sumatera, Kelurahan Gebang Rejo, Kecamatan Poso Kota, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.Informasi yang dikumpulkan detikcom, terduga teroris tersebut merupakan pria kelahiran Kelurahan Kebangrejo, Poso. M merupakan anggota Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) Poso.


Sementara itu, kawanan penembak misterius menembak secara membabi-buta di depan BCA Palu, Jl Emy Saelan, Palu Selatan, pada Rabu (25/5), pukul 11.30 Wita.Dalam aksi tersebut, dua polisi bernama Bripka Andi Irbar dan Bripka Januar Yudhistira tewas. Sementara Bripda Dedy Anwar mengalami luka tembak di kaki sebelah kiri.


Usai melakukan penembakan, pelaku melarikan diri. Pelaku sempat merampas pistol polisi. Polisi mengejar pelaku sehingga terjadi baku tembak. Malam harinya dua pelaku yang mengendarai Yamaha Jupiter tertangkap, sedangkan dua orang yang mengendarai RX King diburu.