Senin, 10 September 2012

Jangan Sampai Kampus dan Masjid Disusupi Kelompok Radikal


Ketua Badan Nasional Penanggulangan Teror (BNPT) Ansyaad Mbai mensinyalir banyak tempat ibadah dan universitas yang kini telah dikooptasi oleh kelompok radikalisme. Tak hanya itu, kampus juga menjadi sasaran empuk untuk proses regenerasi dan ideologisasi kelompok radikal.

“Hasil penelitian, banyak tempat ibadah yang dikooptasi kaum radikal. Kampus juga kewalahan radikalisme di kampus,” kata Ansyaad.

Hal tersebut disampaikan Ansyaad dalam rapat Rencana Kerja Kementerian/Lembaga (Renja-KL) Tahun Anggaran 2013 bersama Komisi III DPR RI di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis, 6/9/2012, seperti dikutip berbagai media.

Ansyaad juga menyatakan, 86 % mahasiswa di 5 universitas kenamaan di Pulau Jawa tidak lagi menerima Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. “Kampus juga kewalahan menghadapi radikalisme di kampus. Hasil penelitian LIPI 5 universitas ternama di Jawa, 86 % mahasiswanya menolak Pancasila sebagai dasar negara,” ungkapnya.

Tak hanya universitas, Ansyaad mengungkapkan bahwa para siswa sekolah menengah ke atas juga tak luput dari gerakan radikalisme. “Yang namanya Rohis SMA, di Jaksel, Jakut, dan Bandung, sudah dibawah pengaruh NII,” imbuhnya.

Untuk itu, Ansyaad menegaskan pihaknya ingin melindungi negara ini dari gerakan-gerakan radikalisme. “Kita ingin melindungi, jangan sampai tempat ibadah dikooptasi radikalisme. Kita lakukan hari ini, jangan tanya hasilnya besok. Ini proses yang panjang,” pungkasnya.

Pernyataan Ansyaad tersebut sesuai dengan hasil penelitian banyak lembaga yang mengatakan bahwa masalah radikalisme di Indonesia sudah sangat memperihatinkan. Karena itu, sudah waktunya membentengi generasi muda agar terhindar dari paham radikalisme yang sudah meracuni generasi muda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar