Senin, 12 November 2012

Radikalisme Agama Sangat Merugikan Islam


Akhir-akhir ini publik kerap disuguhi aksi kekerasan yang mengatasnamakan agama. Bahkan tidak sedikit yang berujung pada aksi teror. Fenomena ini sangat memperihatinkan mengingat mayoritas penduduk Indonesia adalah Muslim. Karena Islam sebagai agama rahmatan lil alamin tidak membenarkan aksi kekerasan, apalagi terorisme.

Khatib ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Dr KH Malik Madani, MA, mengatakan, sebenarnya mereka (kelompok, red) yang bersifat radikal, senang kepada kekerasan dalam memperjuangkan nilai-nilai yang diyakininya benar, jumlahnya tidak banyak. Dan mayoritas umat Islam termasuk di Indonesia adalah Muslim yang menginginkan hidup dalam kedamaian.

Dikatakannya, mainstream umat Islam di dunia, termasuk di Indonesia adalah masyarakat yang cinta damai, karena hal itu (cinta damai, red) merupakan esensi ajaran Islam. Namun ada ada segelintir orang yang senang kepada kekerasan dan menganggap kekerasan itu sebagai pertanda kuatnya keislaman seseorang. “Ia beranggapan bahwa kalau seorang Muslim sudah berhasil menakut-nakuti orang lain, ia merasa berada dan menjadi Muslim yang paling kuat,” ungkapnya pada Lazuardi Birru.

Ironisnya, menurut Dosen Ilmu Tafsir Fakultas Syariah UIN Sunan Kalijaga ini, meskipun mereka sedikit, namun suara mereka nyaring. “Inilah yang saya istilahkan sebagai al aqolliyah al jahiroh, minoritas tapi suaranya nyaring. Sebaliknya, mayoritas umat Islam yang menjadi mainstream tadi, yang saya katakan cinta pada kedamaian ini suaranya kurang terdengar, inilah yang saya sebut sebagai al aksariyah assomita, mayoritas tapi tampak diam,” kata Kiai Malik.

“Walapun sebenarnya, mereka ini tidak diam sepenuhnya. Tapi masalahnya adalah peran dari media massa lebih senang mem-bellow up suara-suara yang keras ini, walaupun mereka hanya mewakili segelintir orang,” imbuhnya.

Karena itu, kata Mantan Dekan Fakultas Syariah ini, ke depannya, suara yang mayoritas ini perlu mendapatkan porsi sesuai dengan kemayoritasannya. Namun persoalannya, media seringkali tidak senang dengan yang datar-datar itu. Justru  yang disenangi adalah yang kontroversial, termasuk kekerasan yang dilakukan oleh kelompok yang sebenarnya sedikit itu.

Menurut dia, kalau ke depan suara yang mayoritas ini bisa di bellow up oleh media massa, tentu citra Islam sebagai agama yang damai akan terbukti kembali. Kiai Malik menilai umat Islam sangat dirugikan dengan munculnya aliran-aliran sempalan yang sebenarnya adalah segelintir ini.

“Kita sangat dirugikan. Mengapa? Karena cira Islam sebagai Dinus Salam justru berbalik menjadi Islam sebagai Dinul Irhab, agama yang senang kepada teror, menakut-nakuti orang. Ini yang kita sesalkan dari perilaku sebagian kecil kelompok ini,” pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar