Jumat, 15 Februari 2013

Dialog Keagamaan Bentengi Masyarakat dari Provokasi


Peneliti Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian (PSKP), Muhammad Najib Azca, Ph.D mengatakan, strategi transformasi sosial merupakan salah satu metode penting untuk meminimalisir potensi konflik yang kerap terjadi di belahan nusantara.

“Strategi transformasi sosial ini dalam arti proses-proses sosial yang semakin melemahkan atau bahkan menghilangkan akar-akar yang bisa menimbulkan terjadinya konflik di masyarakat,” kata dosen sosiologi Universitas Gajah Mada ini pada Lazuardi Birru.

Menurut dia, akar-akar penyebab konflik itu bisa bermacam-macam, mulai dari ketimpangan sosial, kemiskinan atau kelompok yang termarginalisasi. Kata dia, hal itu harus ditangani dengan baik agar tidak menimbulkan konflik.

Di samping itu, lanjut Najib, harus ada pendekatan yang lain, misalnya pendekatan kultural yang dilakukan secara intensif melalui dialog-dialog keagamaan, dan dialog kultural dengan masyarakat untuk membentengi masyarakat dari provokasi dan hal-hal yang bisa memicu konflik. “Aspek-aspek yang berorientasi pada pembangunan dengan kohesi sosial dimana dulunya pernah terkoyak oleh konflik, harus dibangun kembali,” ungkapnya.

Dikatakannya, membangun kembali hubungan-hubungan dengan kelompok, seperti saling percaya antarmasyarakat sangat penting untuk menghindari adanya provokasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar