Kamis, 14 Februari 2013

Antara Pancasila dan Islam Tak Perlu Dipertentangkan


Salah satu alasan yang mendorong kelompok-kelompok radikal atau teroris beraksi di Indonesia adalah problem asas atau dasar negara. Para radikalis dan teroris tidak rela jika Pancasila menjadi pondasi keindonesiaan. Bagi mereka hanya Islamlah yang paling cocok untuk dijadikan asas Indonesia. Karena di samping mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam, juga ada garansi dari Allah akan kebenaran Islam.

Namun bagi Komisioner Komnas HAM, Imdadun Rahmat, pendapat yang mengkafirkan Pancasila adalah pandangan yang sempit. Karena menurutnya banyak titik temu antara Pancasila dan Islam.

“Itu pandangan yang sempit karena kalau kita gali dalam Islam lalu kita persamakan dengan nilai-nilai yang terkandung di Pancasila, ada banyak titik temu dan persamaan. Jadi kalau mengatakan pancasila adalah ideologi kafir itu pendapat yang keliru” tutur Imdad.

Antara Islam dan Pancasila tidak perlu diperhadap-hadapkan. Menurut aktivis NU ini, bangsa Indonesia khususnya umat Islam harus meniru apa yang telah dilakukan tokoh-tokoh Islam dahulu ketika dalam proses penentuan asas negara Indonesia.

“Pelajaran yang kita dapat dari proses sejarah itu adalah para tokoh Islam menerima Pancasila dengan lapang dada dan iklas. Para ulama menerima Pancasila sebagai sesuatu yang tidak bertengan dengan Islam. Ini karena para kyai dan ulama memiliki wawasan dan kedalaman keagamaan yang memungkinkan meraka untuk berfikir dan mengambil sikap inklusif. Tidak menang-menangan untuk umat Islam semata, tetapi mementingkan bangsa secara keseluruhan” tambah Imdadun Rahmat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar