Jumat, 11 Mei 2012

Warga Bima Tingkatkan Daya Tangkal Terorisme


Mataram, Kapolda Nusa Tenggara Barat, Brigjen Arif Wachyunadi mengingatkan, warga di Kota dan Kabupaten Bima, lebih meningkatkan daya tangkal terhadap aksi terorisme, agar tidak ada lagi buronan teroris bersembunyi di daerah itu.

"Itu hanya orang dari luar yang bersembunyi di Bima, tetapi hal itu menjadi pelajaran bagi warga Bima untuk meningkatkan daya tangkal terhadap aksi terorisme," kata Arif, di Mataram, 
Hal itu dikatakannya ketika mengomentari penangkapan dua orang tersangka terorisme di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada 13 April 2012.

Menurut Arif, dengan kejadian penangkapan dua buronan teroris yang bersembunyi di Bima, itu maka warga Bima harus lebih tanggap dengan tingkah laku seseorang yang berada di wilayah tersebut.

"Jika menemukan orang yang datang tiba-tiba dan minta perlindungan, apalagi tidak jelas identitasnya maka secepatnya laporkan kepada aparat berwajib untuk segera ditindaklanjuti," ujarnya.

Arif menghendaki masyarakat Bima dan daerah lainnya pada umumnya, dapat meningkatkan koordinasi dengan aparat kepolisian yang mengabdi sebagai Bintara Pembina (Babin) Kamtibmas dan Bintara Pembina Desa (Babinsa) satuan TNI, yang ada di desa-desa.

"Dari jalinan koordinasi itu, akan mudah mengetahui pendatang baru sehingga dapat memastikan, sekaligus mencegah pergerakan teroris di wilayah tersebut," ujarnya.

Jumat pekan lalu, Tim Detasemen Khusus 88 Mabes Polri menangkap dua orang terduga tindak pidana terorisme, masing-masing Drg YA dan K yang tengah berada di Kota Bima, Pulau Sumbawa, kemudian membawanya ke Mabes Polri di Jakarta untuk kepentingan penyidikan lebih lanjut.

YA yang berstatus dokter gigi itu ditangkap saat sedang bersama rekannya K berjalan kaki di Jalan Melati, Kota Bima, usai Salat Jumat.

Keduanya berjalan kaki menuju kediaman dokter gigi YA, yang berjarak sekitar 200 meter dari masjid tempat keduanya menunaikan Salat Jumat.

Drg YA telah menjadi bagian dari penduduk Kota Bima sejak sekitar lima hingga tujuh tahun lalu, dan selama di daerah itu ia menjalani profesi dokter gigi yang membuka praktek di Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bima, kemudian pindah lokasi ke kediamannya di Kelurahan Pane, Kecamatan Rasa Na'e Barat, Kota Bima.

YA memiliki kediaman yang tergolong mewah untuk ukuran warga setempat, namun tidak banyak dikenal dekat oleh penduduk sekitar karena kurang bersosialisasi.

YA teridentifikasi menyembunyikan K alias Y yang diduga kuat terlibat dalam jaringan terorisme Cikampek, Jawa Barat. Ia juga teridentifikasi pernah mengikuti pelatihan terorisme di Aceh, dan dikenal sebagai ahli persenjataan.

Ia dikabarkan juga terlibat dari aksi terorisme di Poso, yang kabur kemudian bersembunyi di Bima, NTB.

K berada di Kota Bima sejak dua pekan sebelumnya, yang diduga atas ajakan YA yang memiliki hubungan kekerabatan dengan K.

Diduga keduanya merupakan anggota jaringan terorisme yang sama. Bahkan, keduanya disinyalir terlibat kasus perampokan emas di kompleks pertokoan Pasar Raya Bima, beberapa waktu lalu.

Kini, keduanya tengah menjalani pemeriksaan intensif di Mabes Polri, terkait sejumlah aksi terorisme yang diduga melibatkan mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar