Jumat, 08 Juni 2012

Di Turki, Marty ajak kerjasama internasional cegah terorisme


Ancaman terorisme masih menjadi tantangan global saat ini. Kerjasama internasional mutlak dibutuhkan untuk mengatasi ancaman terorisme dewasa ini. Hal itu disampaikan Menlu Marty Natalegawa pada pertemuan tingkat Menteri Luar Negeri Global Counterterrorism Forum (GCTF) Second Coordinating Committee di Istanbul, Turki Kamis (7/6).

Marty menegaskan bahwa sinergi di tingkat nasional, regional dan global dalam upaya mengatasi ancaman terorisme merupakan keniscayaan. "GCTF harus menjadi forum yang dapat mensinergikan seluruh upaya baik di tingkat nasional, regional maupun global," ujar Marty seperti dikutip dari siaran pers Kementerian Luar Negeri RI.

Dalam pertemuan tersebut, Indonesia menekankan pentingnya mengatasi akar masalah terorisme dan menghilangkan kondisi yang membuat terorisme kondusif. Ini harus menjadi fokus dan rencana kerja dari forum GCTF tersebut.

Salah satunya adalah melalui upaya global dalam mengatasi permasalahan kemiskinan, masalah sosial dan ketidakadilan di tingkat global. "Memenangkan hati dan pemikiran adalah upaya yang paling cerdas dalam mengatasi terorisme, radikalisme dan ektremisme," tutup Marty.

Pertemuan yang dihadiri lebih dari 14 Menteri Luar Negeri tersebut kembali menegaskan arti penting peningkatan kapasitas negara dalam mengatasi tantangan terorisme global secara komprehensif termasuk ancaman radikalisme dan ekstremisme.

Pertemuan tersebut juga dimaksudkan untuk melakukan stock taking terhadap kemajuan yang telah dicapai sejak pertama kali diluncurkan di New York, September 2011.

GCTF direncanakan akan menghasilkan beberapa komitmen termasuk rencana pendirian suatu justice and civilian security training academy (JACSTA) yang pertama di dunia. Kegiatan JACSTA akan difokuskan pada kegiatan-kegiatancapacity-building, pelatihan dan kegiatan lain yang merupakan implementasi darigood practice Criminal Justice/Rule of Law Working Group.

Dalam forum GCTF, Indonesia dan Australia merupakan Co-Chairs South-East Asia Working Group. Indonesia dinilai memiliki kepemimpinan dalam penanggulangan terorisme di kawasan dan memiliki pengalaman dalam penanggulangan terorisme.

Pertemuan dihadiri oleh lebih dari 80 peserta dari 28 negara yang terdiri dari anggota GCTF dan negara-negara Asia Tenggara, termasuk negara anggota ASEAN, serta wakil dari organisasi internasional dan regional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar